Wednesday, September 11, 2013

Segelintir Sudut Menakjubkan Fasilkom (dan) Unsri

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya. Enggak bisa dipungkiri, dari segi lingkungan, aku bahagia ada disini. Ya, area fakultas ini memang terkenal (dan terbukti) akan kegersangannya dibandingkan area fakultas-fakultas lain, tapi justru itulah yang menciptakan daya tarik tersendiri. Langit biru yang jernih itu terhampar luas menantang tanpa ada yang menghalangi! 

Ini yang membuatku jatuh cinta dan betah berada disini, langit Inderalaya yang bersih dan berwarna biru jernih. Hal yang jarang aku temui bahkan di Jambi sekalipun.

Jujur, walau kadang merasa miris tapi sebagai pecinta langit biru aku merasa sangat beruntung ada disini hahaha. Gersang, tapi istimewa. Begitulah :D 

Foto pertama yang aku ambil


Ini favoritku

Sapi-sapi UNSRI -_-

Percaya atau tidak, ini terjadi bersamaan loh. Mendung tebal disatu sisi tetapi cerah disisi yang lain.













Juitha

Pola awannya cantik, ya kan?


Nah kalau yang ini, foto-foto yang kuambil di area sepanjang jalan masuk utama UNSRI.










desty@nurmadestyanggraeni.blogspot.com

Thursday, September 5, 2013

Love Letter

Dear Shiho Miyano,

Ini adalah surat cintaku kepadamu.

Meskipun aku seorang wanita, aku tak peduli.

Meskipun kau hanyalah tokoh imaji belaka, aku tak peduli.

Aku mencintaimu, Shiho-san.


Sebut aku gila karena memang demikianlah apa adanya.

Aku mengagumimu, mengagumi sikap pantang menyerah seberat apapun cobaan hidupmu.

Memang terkadang ada saatnya dimana kau ingin menyerah, memang terkadang kau lelah dan terlihat lemah, tapi itu tak mengurangi sedikitpun rasa kagumku padamu. 

Setelah semua hal buruk yang menimpamu kau masih bisa berjalan tegap dan bersikap tenang seperti itu, apa kau sudah gila!?

Hei Haibara-san,

Mungkin memang kau tak sekuat Ran dengan karatenya, tidak pernah bisa secerah Kazuha dengan semangat berapi-apinya, tidak pernah bisa menyaingi pesona Sonoko dalam menceriakan suasana atau bahkan tak akan pernah bisa secuek Sera dengan segala aura positif yang ia miliki.

Tapi kau spesial, kau tahu?

Setidaknya dimataku. 

Kau kuat dengan caramu sendiri.

Aku ingin sepertimu. Tolong ajari aku!
Tolong, mulai sekarang dan untuk seterusnya tetaplah seperti ini.

Terima kasih telah menunjukkan kepadaku bagaimana wanita kuat yang sesungguhnya, Ai-kun.

:)

Seseorang yang sangat mengagumimu,

Desty.

Friday, August 16, 2013

Aku Juga

"Tak kusangka semua menjadi seperti ini. Maafkan aku."
"Tak apa, kuharap kau bisa mengerti"
Wanita itu mengangguk pelan, "Aku mengerti"

Hening. Suasana yang semula hangat berubah menjadi canggung, dan terasa menyakitkan. Kedua orang itu hanya duduk diam tak tahu ingin mengatakan apalagi.

"Apa.. apa kau ingin kopi? akan kubuatkan," cetus sang wanita seraya tersenyum berusaha mencairkan suasana.
"Tidak usah, aku akan pulang sekarang."
"Baiklah akan kuantar kau sampai pintu depan."

Lampu jalanan bersinar muram, bahkan cahayanya tidak mampu menembus kegelapan diujung jalan.

"Jadi," gumam sang wanita. "Persahabatan kita sampai disini, bukan?"
"Apa maksudmu? Tidak lagi bertemu bukan berarti persahabatan kita berakhir."
"Bukankah lebih baik diakhiri? Untuk apa dipertahankan sedangkan untuk menemuimu saja aku tidak bisa?"
"Hana," ditatapnya kedua mata sang wanita yang terus menatapnya lembut.
"Chandra"
"Hum?"
"Yang mencintaimu bukan dia saja, kau tahu?"

Chandra terdiam dan hanya bisa menatap pias pintu yang perlahan tertutup.

Wednesday, June 12, 2013

Insa (Last Greeting)



INSA
Dong Bang Shin Ki
&
Hero Jaejoong (Personal Ver.)


ba-ram-i meo-mun geu si-gan jo-cha
na-e-gen neo-mu mo-ja-ran-geol
han-beon-e mi-so ma-ji-mag in-sa
sa-rang-ham-ni-da geu-dael..


si-gan-e ji-chyeo-do sa-rang-e a-pa-do
geu si-gan jo-cha chu-eog-i-go
ma-ji-mag in-sal ha-ne-yo


sa-rang-ham-ni-da

sa-rang-ham-ni-da

Fly away Fly away Love
Fly away Fly away Love
Fly away Fly away Love


nae saeng-e dan-han-beon-ui sa-rang-a~
 an-nyeong...


Even that time when the wind stays
Its not enough for me.
I smile one more time and give my final greeting
I love you.

I am tired now and love is hurts..
But even if that time is just a memory
I have to give my final greeting.


I love you,

I love you.

Fly away Fly away LOVE
Fly away Fly away LOVE
Fly away Fly away LOVE


The one true love of my life,
Goodbye...

Friday, May 17, 2013

My Alright Sky

Lagu ini adalah lagu favoritku di mini album Buono! “Partenza” yang rilis pada 2011 lalu. Ada daya tarik tersendiri di lagu ini. Mungkin sekilas ini seperti lagu mid-tempo biasa, tapi lagu ini menjadi lebih istimewa karena liriknya yang menurut aku lebih bisa dibilang puisi  daripada lirik lagu. Musiknya juga manis sekali. Kurasa tanpa harus melihat terjemahannya orang-orang juga mudah mengerti lagu ini.



Sedikit komentar dari Hello!Sayunii-san :

Airi’s lead song seems to be the soothing and calm song of the album, with a very unique R&B sound to it and a calm instrumental, and I have to say that I was impressed by Airi’s vocal range in this song since she sang it in a deep voice and hit all of the high notes perfectly just as we are used to from Airi.

The song is really calm and made me feel somewhat relaxed while listening to it, probably thanks to Airi’s awesome vocals and voice control, but mostly because of the noticeable backup voice that just blends perfectly in the track; the backup voice is really calm and seems to be someone other than the Buono! members since there is quite a lot of english being said without any mistakes or accent, and I think that this just adds to the originality and unique side this song has since it’s quite new to see H!P do any R&B style of song.

Lagu galau yang sangat manis.

Download : here


note :  The one who speak on the beginning of this song (Purple ones) isn't Airi, it is Hayashi Yoshimi-san, the writer of this song.

 MY ALRIGHT SKY
Suzuki Airi


“Hey, baby…to be frank…it’s really hard to smile. Like I’m dying,
so Im gonna miss you, but I can’t say any, that’s on my mind."

Tsuraitoki waratte gomakashite
Uso wo tsuite itan da
Sonnan ja dare mo kizuite wa kurenai tte koto
Shitte ita no ni ne 

Koi wo shite mo itsumo umaku ikanai no wa
Dare no sei demo naitte wakatte iru kedo mou
Sabishikute kurushikute mune ga harisake sou de ah
Dou shiyou my heart is broken again! 

Taiyou ga kono koi ga mabushi sugite
Itoshi kata mo tsutae kata mo wakarazu ni iru kedo
Sono mama de iin da yo "you would be alright"
Sora ga waratte iru kara
Ima wa tada sunao na kimochi wo ieru
Anata ni aitai anata ni 

Yes baby, you’re my sky

Yofuke ni kyuu ni me ga sametara
Higashi no sora hohoen deru
Kurayami sagashi tsuzukete ita
Kotae ga sotto
Me no mae hirogatteku 

Koi wo shita no wa tada no guuzen nanda natte
Omotte ta kedo
Mou nigeru no owari ni shinaku cha
Tesaguri, michi ni mayotte
Namida ga afurete ki te mo
Aruku yo my heart is pumping again! 

Taiyou ni itsuka hokoreru you ni
Itoshi kata wo tsutae kata wo
Ma nande yukitai yo
Kimi ga oshiete kure ta  "one love"
Sora ga mite te kureru kara
Mune no oku no heya de taisetsu ni suru yo
Anata ni arigatou anata ni 


Ame nara
Nakete ki chau
Hikari sae mo todokanai
Soredemo aoi sora
Soko ni arukoto wasurenai wasurenai
My alright sky! 

Taiyou ga kono koi ga mabushi sugite
Itoshi kata mo tsutae kata mo wakarazu ni iru kedo
Sono mama de iin da yo "you would be alright"
Sora ga waratte iru kara
Ima wa tada sunao na kimochi wo ieru
Anata ni aitai
Anata ni aitai yo


~~~

“Hey, baby…to be frank…it’s really hard to smile. Like I’m dying,
so Im gonna miss you, but I can’t say any, that’s on my mind."


At that painful moment, I faked a smile
I lied about not being hurt
It’s not like anyone cared enough to pick up on it,
Even though I already knew they wouldn’t…

I’ve never been able to love smoothly
“It’s no one’s fault”, I know that, but

It’s lonely, it’s painful, my heart feels like it’s tearing ah
What should I do? My heart is broken again…

The sun, that love, was far too dazzling
How to love, how to express love, I don’t know how to do either, but
I’m fine like this, you would be alright
because the sky is smiling, so
I’ll say how I really feel now
I want to see you    Just you

Yes baby, you’re my sky

When I woke up suddenly in the middle of the night,
the eastern sky that I had
been searching for throughout the darkness smiled at me

Quietly, its answer
spreads out in front of my eyes*

The love I felt was just an accident—I’d convinced myself of that, but
I need to end this running away.
Even fumbling, even if I lose my way
Even if the tears start to overflow,
Just by walking forward, my heart is pumping again

So that one day, I can take pride in the sun,
How to love, how to show love,
I want to keep on learning both
You taught me that there’s “one love”
while looking at the sky.
From the bottom of my heart, I treasure that.
I’m grateful to you…     to you…

When there’s rain
I get the urge to cry,
The sky gets so dark that not even light can break through
Even so, a blue sky
Exists behind that rain—I won’t forget that, I won’t forget my alright sky!

The sun, that love, was far too dazzling
How to love, how to express love, I don’t know how to do either, but
I’m fine like this, you would be alright
because the sky is smiling, so
I’ll say how I really feel now
I want to see you.... Just you

I miss you
I really miss you…  


Wednesday, April 24, 2013

Orang Gila

Menyimpan sendiri
Merasakan sendiri
Bahagia sendiri
Sedih sendiri
Tertawa sendiri
Menangis sendiri
Tersipu sendiri
dan akhirnya menyerah sendiri

Orang gila.
Jangan tertawakan. 
Kasihan sekali saya.......

  

desty@nurmadestyanggraeni.blogspot.com

Friday, April 19, 2013

Maruko x Hanawa



Penggemar Maruko pasti tahu dong kalau Maruko pernah di gosipkan dengan Hamaji? Kekeke~ itu semua terjadi karena Butarou (kalau enggak salah) memergoki Maruko memberikan souvernir oleh-oleh ke Hamaji dan disouvernir itu tertulis “I Love You”.

Dan disini, aku mikir. Kalau misalnya Maruko ditakdirkan untuk menikah dengan salah satu temannya, aku sih setujunya Maruko dengan Hanawa. Hahaha. Pasti cocok.
Hanawa ya...


Coba pikir, Hanawa yang tampan, kaya raya dan baik hati pasti bisa membahagiakan Maruko dengan apa yang dia punya. Tahu sendiri ‘kan kalau salah satu impian Maruko  itu menjadi Nyonya Besar yang kaya raya. Pasti enggak akan sulit kalau dia bersama Hanawa. Terus aku juga sadar setiap Maruko ngobrol dengan Tamae pasti si Hanawa juga ikut nyempil,  nyapa Maruko sambil bilang “Hai baby~”. Hahaha.

Nyonya besar?? heee~~~
 
Begitu juga dengan Hanawa. Dibalik penampilan yang serba ‘wah’ itu Hanawa sebetulnya kesepian karena orang tuanya yang jarang pulang. Nah, kalau Hanawa menikah dengan Maruko dijamin deh bakalan enggak kesepian lagi, apalagi kalau tinggal bersama keluarga Sakura yang emang rada-rada itu. Klop deh.







Ini menurut pemikiran aku ya, setuju banget deh sama couple ini. Cuma Maruko siap-siap aja diteror seumur hidup dengan Migiwa. Kkkkkk~~~~



desty@nurmadestyanggraeni.blogspot.com

Thursday, March 28, 2013

Anata ni Aitai

Lagu ini cocok sekali untuk orang-orang yang sedang jatuh cinta. Walaupun singkat tapi artinya 'ngena'. Make sure this is yours, guys!

Download : here

ANATA NI AITAI (INGIN BERTEMU DENGANMU)

shinu no wa kowakunai
kowai no wa anata to nido to aenai koto

koishita koto nado kore made nakatta
dakara kore ga koi to wa ima demo wakaranai
wakaru no wa wakaru no wa...


anata ni aitai anata ni aitai
anata ni au tame ima ichido ikitai


osoreta koto nado kore made nakatta
dakara konna ni furueteru jibun ga wakaranai
wakaru no wa wakaru no wa...


anata ni aitai anata ni aitai
anata ni au tame ima ichido ikitai


anata ni aitai anata ni aitai
anata ni au tame ima ichido ikitai!

~~~

I'm not afraid to die
What I am afraid of is never seeing you again


Up until now, I've never been in love
So even now, I don't know if this is love
What I do know is, what I do know is...


I want to see you, I want to see you
In order to see you, I want to live right now


Up until now, I've never been afraid of anything
So I don't know why I'm trembling this much now
What I do know is, what I do know is...


I want to see you, I want to see you
In order to see you, I want to live right now


I want to see you, I want to see you
In order to see you, I want to live right now!

Saturday, January 19, 2013

Cerpen : Tak Akan Ada Lagi



TAK AKAN ADA LAGI
Oleh : Nurma Desty Anggraeni


“Loh? Kamu tidak jadi masuk universitas itu, Nit? Katanya kamu mau terus dekat sama kakakmu itu?  Dia bukan mahasiswa universitas ini loh.” Kataku seraya menyikut usil Nita yang sedari tadi berkutat didepan laptop, sibuk mengisi formulir pendaftaran online sebuah universitas kenamaan Indonesia. Nita yang mendengar itu hanya tersenyum simpul.

“Aku tidak sebodoh itu mempertaruhkan masa depanku hanya demi hal sepele,” jawabnya singkat. Aku terdiam. Wajahku memucat, aku merasa seperti dihujam oleh ribuan batu tajam tepat dijantungku.

“Se.. sepele?”

“Ya,” kali ini Nita menoleh kearahku “Mungkin aku memang tergila-gila dengannya tapi itu tidak membuatku gelap mata, lalu mempertaruhkan segalanya hanya demi bisa terus berada didekatnya. Tidak.”

***

“Duh, lama banget sih!” gerutuku melempar gelas plastik bekas milkshake ke tong sampah. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 12:30. Satu jam dari yang dijanjikan. Bahkan milkshake yang aku pesankan untuknya juga sudah mencair menjadi air seutuhnya. “Huh! Kalau dia tidak muncul-muncul juga, akan aku habiskan juga milkshake durian ini!”

Tik tik tik tik. Pergerakan jarum jam tangan yang biasanya mustahil aku bisa aku dengar, kini malah terdengar keras sekali ditelingaku. Seakan-akan sengaja mengejekku yang sedari tadi menunggu seseorang yang entah sekarang ada dimana. Seseorang yang bahkan belum tampak batang hidungnya sampai sekarang padahal kemarin dia dengan soknya berkata bahwa dia akan sampai duluan.

“Huh! Kak Ansa mana sih! Lama banget!” teriakku kesal. “Ah aku mau pulang! Tahu gini lebih baik aku main game saja dirumah! Huh!” Kulempar milkshake durian tadi ke tong sampah. Tidak masuk. Gelas plastiknya malah pecah dan meluber kemana-mana. Huh, biarkan saja. “Heh, mau apa lihat-lihat, hah?” bentakku kepada dua orang perempuan yang sedari tadi melihatku dengan tatapan aneh.

“Ti.. tidak apa apa” kata mereka terbata-bata seraya cepat-cepat menyingkir dariku yang sudah siap meledak. Mungkin mereka ketakutan melihat sikapku yang beringas. Dasar gadis gila, bisik salah satu dari mereka. Yang satunya hanya mengangguk setuju. 

“Cih, dasar gadis-gadis cengeng. Beraninya dibelakang!  Sudah ah! Aku pulang, masa bodoh sama kak Ansa.” Aku pun siap melangkah pergi. Tapi langkahku terhenti saat aku mendengar suara tawa dibelakangku.

 “Hahahahahahahahahahaha!!” 

Suara tawa itu.
 
“Kak…… Ansa……!!!!!!!!!” seruku kesal. 

“Hahahahahaha! Asty! Asty! Coba kamu lihat bagaimana wajahmu tadi. Hahahaha. Dua orang tadi sampai pucat hahahaha. Tong sampah itu juga sampai penyok gara-gara kamu. Hahaha. Kamu emang gak pernah berubah ya hahahaaa aduh!” ringis kak Ansa, merasakan jitakan mautku.

“Ya! Kakak kemana aja sih! Bukannya minta maaf malah ketawa!” seruku, melancarkan tatapan maut. Orang yang ditanya malah meringis geli.

“Hahaha. Maaf maaf. Kakak dari tadi sudah disini kok. Cuma kamu aja yang gak sadar.”

“Kok kakak gak manggil aku sih! Kalau gitu kan aku gak perlu buang-buang tenaga buat marah-marah!” ujarku bersungut-sungut. 

“Seng-a-ja. Hahaha. Jangan ngambek dong. Lagipula sudah lama kakak gak lihat wajah konyolmu itu kalau lagi marah-marah. Hehehe. Maaf ya, jangan marah-marah lagi dong ya,” katanya tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Melihat dia yang tersenyum lebar seperti itu, mau tak mau aku pun ikut tersenyum. Ah, aku memang selalu lemah jika berhadapan dengannya  “Huu. Iya deh iya”.

“Nah gitu dong. Yuk pergi!” aku mengangguk, dan berjalan disampingnya. Sesekali kupandangi wajahnya yang terus tersenyum itu.  

Kak Ansa. Orang yang sudah masuk kedalam daftar orang-orang istimewa dalam hidupku bahkan sejak pertama kali kami bertemu. Pacar? Haha. Tentu saja bukan. Dia hanyalah seorang kakak kelas di sekolahku yang kemudian naik tingkat menjadi sahabatku yang paling dekat. Ya, aku akui aku memang menyukainya. Sangat menyukainya. Tapi aku tidak terlalu ambil pusing soal status-status seperti itu. Selama aku bisa mnghabiskan waktu bersamanya, titel sahabat pun tak jadi masalah. Hahaha. Pokoknya dia adalah orang yang paling mengerti aku. Hanya padanyalah aku bisa terbuka, dan hanya dialah yang bisa membuatku tersenyum kembali,  tak peduli seburuk apapun suasana hatiku.
 
Aku jadi ingat saat pertama kali bertegur sapa dengannya. Peristiwa memalukan. aku menabrak dan menumpahkan soda kebajunya. Aku yang panik hanya bisa meminta maaf. Tapi bukannya marah dia malah tertawa dan berkata bahwa itu bukan masalah besar. Melihat sikapnya yang berlawanan 180º dari kakak-kakak kelas lainnya mau tak mau membuat aku tersanjung. Hell yeah mungkin sejak itu aku sudah memendam rasa lebih padanya.Pertemuan kami selanjutnya adalah di klub karate. Ternyata dia juga memiliki hobi yang sama denganku! Dari situlah kami mulai bertegur sapa dan dekat. Sampai detik ini.

“Hei. Kok melamun sih?” tegur kak Ansa membuyarkan lamunanku. Disodorkannya es krim yang dibelinya. Aku mengangkat bahu “Tidak, aku cuma sedikit lelah. Hehehe.” Ya, aku memang lelah setelah seharian bermain di taman bermain ini.

“Wajar sih, soalnya sudah lama juga kan kita gak pergi seperti ini” kata kak Ansa. Aku hanya bergumam mengiyakan. Memang sudah lama kami tidak pergi keluar bersama sejak kak Ansa sibuk belajar dan tryout mempersiapkan diri untuk UN dan tes masuk SMA. Tak lama lagi kak Ansa akan lulus dan pergi dari SMP. Dan itu artinya sebentar lagi aku akan berpisah dengan kak Ansa. Hanya berbeda sekolah sih, tapi tetap saja berpisah kan?

“Kak Ansa, kakak jadi masuk smansa?” tanyaku. Kak Ansa mengangguk mantap. “Iya dong. Itu kan sudah menjadi cita-cita kakak sejak dulu. Memang kenapa?”

Aku menghela nafas, “Waktu cepat sekali berjalan ya kak.” Kak Ansa tersenyum simpul. Senyum yang tidak bisa aku artikan apa maksudnya. Ah, dia pasti mengerti perasaanku, as always.
 
“Ya. Tidak ada kekuatan apapun yang dapat menghentikan atau memperlambatnya. Kita hanya bisa terus berjalan, mengalir dan memanfaatkan waktu yang ada untuk mencapai hal-hal yang kita inginkan. Begitu juga yang bisa kita lakukan, Asty. Kakak ingin tetap seperti ini, tapi itu mustahil. Kakak harus terus berjalan, berpindah. Begitu juga kau. Kalau Asty ingin terus bersama kakak, maka belajarlah supaya bisa masuk smansa dan kita bisa sama-sama lagi. Tapi pilihan semua ada ditanganmu. Ada atau tidaknya kita, kau dan aku akan terus berjalan. Ya, Walaupun kau menutupinya, tapi kakak tahu kalau Asty ingin selalu bersama kakak, ya kan?” katanya menggodaku. 

Sontak mukaku memerah mendengarnya. Sial kenapa sih dia selalu bisa menebak keinginanku dengan tepat, pikirku.

“Ih najis! Kakak ge-ernya kebangetan sih.” Cibirku. “Tapi..OK! Tunggu aku ya kak! Aku janji!”

 
Ya. Aku berjanji. Dan aku menepatinya. Tapi apa yang aku terima? Sebuah penolakan terkejam yang pernah ada dimuka bumi ini. Dia.. dia tidak menghiraukan aku saat aku memanggilnya, tidak sedikitpun menoleh padaku bahkan saat berpapasan dikoridor sekolah. Dia seakan menganggapku tidak ada. Kejam. Kejam sekali. Apa yang dia lakukan? Kenapa dia seperti itu kepadaku? Apa salahku?

Saat ia meninggalkan SMP, kami masih sempat bertukar kabar. Tapi lama kelamaan dia tidak lagi rajin membalas pesanku, tidak lagi mengangkat teleponku. Bahkan dia menganti nomornya dan tidak lagi menghubungiku setelahnya. Aku merasa sangat kehilangan. Itulah mengapa aku merasa sangat bahagia saat melihatnya pertama kali di parkiran SMA. Akhirnya…

“Kak Ansa!” panggilku dengan penuh semangat. Itu adalah pertemuan pertama kami setelah dua tahun tidak bertemu. Pertemuan pertama di sekolah baru. Aku begitu senang ketika dia menoleh. Benar! Benar! Itu benar-benar dia! 

Tapi, bukannya tersenyum seperti yang aku harapkan, dia malah memandangku dengan tatapan kosong, lalu kembali membelakangiku, tak menghiraukan aku yang tercengang dibelakangnya. Aku yakin. Aku yakin sekali dia melihatku! Tidak mungkin dia tidak menyadari kehadiranku. Mengapa dia seperti itu? Mengapa?

Potongan memori kejam itu, ditambah lagi kenangan-kenangan akan kebersamaan kami dimasa lalu terus membayangiku. Memenuhi otakku, membuatku sesak dan muak. Aku tidak tahan lagi! 

Aku harus menemuinya dan meminta penjelasan. Harus.
 
“Kak Ansa. Kita harus bicara!” Kutarik dia ke bawah pohon dilapangan depan sekolah dengan kasar. Tak kupedulikan teman-temannya yang terheran-heran melihatku menyeret pergi kak Ansa.

“Ada apa ini? Kau, mau apa?” Tanya kak Ansa dengan nada datar seperti tidak ada yang perlu di khawatirkan. Nada yang membuat aku mual.

“Aku mau penjelasan!” bentakku. “Kenapa? Kenapa kakak seperti ini padaku? Kakak memutuskan kontak seenaknya! Lalu.. lalu kakak bertingkah seperti tidak pernah mengenalku.”

“Kita memang tidak saling mengenal, bukan?” ucapnya datar. 

Aku tercekat mendengarnya. “Apa? Apa maksudmu kita tidak saling mengenal,hah? Bagaimana mungkin kau tidak mengenalku! Ini aku Asty! Asty! Sahabat kecilmu yang selalu bersamamu saat kita SMP dulu! Yang berjanji akan berjuang agar bisa masuk ke sekolah ini, agar kita bisa bersama seperti dulu! Aku sudah menepati janjiku. Tapi mengapa kau seperti ini?”

“Aku sama sekali tidak menyangka kalau kau akan menganggap serius semua perkataanku saat itu, padahal aku hanya bercanda menyuruhmu terus mengikutiku.” Katanya datar.

“Bercanda? Tega… Padahal aku.. aku selalu memikirkan kakak! Aku selalu berjuang supaya aku bisa meraihmu. Tapi…” aku mati-matian menjaga agar suaraku tidak bergetar. “Se-begitu tidak berharganya kah masa lalu dimatamu, kak?” tanyaku pelan.

Kak Ansa menghela nafas pelan, “Ya. Dan jika kita memang saling mengenal, itu hanya di masa lalu, Asty. Aku yang sekarang bukanlah aku yang dulu. Bukankah aku pernah mengatakannya kepadamu? Aku harus terus berjalan, berpindah. Semua pilihan ada ditanganmu. Ada atau tidaknya kita, kau dan aku akan terus berjalan. Tidakkah kau mengerti apa maksudku saat itu? Dan Ini adalah pilihanku. Jadi, aku harap kau berhenti mengejar bayang yang hanya ada di masa lalu. Berdirilah dan melangkahlah kedepan. Jangan lagi memikirkan aku.. karena aku tidak pantas untuk kau pikirkan. Maaf Asty, tapi aku tidak bisa menerima perasaanmu dan kembali menjadi “kakak Ansa”-mu lagi.” Katanya mengakhiri semuanya. Dia pun berbalik pergi meninggalkanku.

Perkataannya seperti ultimatum yang tidak akan pernah bisa dibantah. Aku hanya bisa tercengang, tenggelam ke dalam bagian paling kelam dihatiku. Hancur. Berakhir sudah. Segalanya. 

***

Kuseka air mataku yang mengalir. “Sial! Bantalku jadi basah gini kan. Dasar bodoh. Ngapain juga aku masih mikirin dia.. Hahaha bodoh!” Gerutuku, mengasihani diri sendiri.

Ya. Kasihan sekali diriku ini. Peristiwa itu sudah berlalu bertahun-tahun yang lalu, tapi aku masih saja belum bisa melupakan kak Ansa sepenuhnya. Miris memang, Asty yang tomboy, kuat dan dikagumi teman-temannya akan keberaniannya ini justru dibuat sangat lemah oleh hal-hal ‘sepele’seperti cinta. Sampai sekarang, rahasia ini hanya aku, Tuhan dan Nita yang tahu. Nita-lah yang selalu menguatkan dan memperingatkanku agar tidak lagi terbodohi oleh cinta. 

Ah, Nita. Aku sangat kagum sekaligus iri dengannya.  Seandainya aku punya pemikiran yang sama dengannya waktu itu, kurasa aku tidak akan seperti ini sekarang. Haha. Konyol memang, tapi sudah aku katakan sebelumnya bukan? Aku memang lemah jika dihadapkan dengan masalah cinta.

“Lovin' you tsunaideta kimi no te ga… Lovin' you hanarete yuku..”

 

Lovin’ You dari Tohoshinki berdendang lembut. Ada pesan rupanya. Malas-malasan kuraih ponselku. Aku tertegun membaca pesan yang ada.

 

“Hai Asty. Apa kabar?

Mungkin agak aneh karena sudah lama kita tak bertegur sapa.

Aku benar-benar minta maaf dan merasa sangat menyesal akan hari itu.

Maafkan aku. Aku tidak tahu apa kau masih sudi membalas pesan ini.

Tapi aku tahu aku akan sangat senang dan bersyukur jika kau melakukannya

-         Kak Ansa.”

 

Aku tersenyum simpul. Ku matikan ponsel dan membiarkannya tergeletak disampingku. Tidak lagi. Tidak akan ada lagi.